Manajemen siklus hidup produk atau Product Life-Cycle Management (PLM) adalah
rangkaian strategi yang digunakan oleh manajemen bisnis sehingga sebuah produk
bisa melewati siklus siklus hidupnya. Kondisi dimana sebuah produk terjual
(periklanan) mengalami perubahan sepanjang waktu dan harus diatur sehingga
melewati seluruh rangkaian fase.
Tujuan manajemen siklus hidup produk
atau PLM adalah untuk mengurangi periode waktu untuk sampai ke pasar,
meningkatkan kualitas produk mengurangi biaya prototip, mengidentifikasi
potensi peluang penjualan dan pemeroleh pemasukan, dan mengurangi dampak
lingkungan sebuah produkuntuk menciptakan sebuah produk baru yang baik
perusahaan perlu memahami pelanggannya, pasar dan pesaing. PLM mengintegrasikan
tatalaksana sumberdaya manusia, data, proses dan bisnis. PLM menyediakan
informasi produk untuk perusahaan dan memperluas rantai persediaan. PLM mampu
organisasi dalam mengatasi peningkatan kompleksitas dan pengelolaan tantangan
pengembangan produk baru untuk pasar global yang kompetitif.
Konsep siklus hidup produk atau Product Life Cycle (PLC) mencakup umur
produk di pasar dalam hubungannya dengan biaya bisnis/biaya komersial dan
ukuran penjualan. PLC melewati berbagai fase, melibatkan disiplin professional,
dan membutuhkan banyak keterampilan, perangkat dan proses. Manajemen PLC
menghasilkan tiga asumsi berikut:
- Produk memiliki umur yang terbatas, karena itu setiap produk memiliki siklus hidup
- Penjualan produk melewati fase berbeda-beda, masing-masing fase mempunyai tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda-beda
- Produk memerlukan berbagai strategi pemasaran, keuangan, produksi, pembelian, dan sumberdaya manusia pada setiap fase siklus hidup
Karakteristik Fase PLC
Ada empat fase utama dan karakteristik
siklus hidup produk
Fase 1. Fase Pengenalan Pasar
- Biaya sangat tinggi
- Volume penjualan lambat
- Kompetisi kurang atau tidak ada
- Permintaan diciptakan
- Pelanggan dibujuk untuk mencoba produk
- Menghasilkan sedikit uang pada fase ini
Fase 2. Tahap Pertumbuhan
- Biaya berkurang karena ekonomi skala
- Volume penjualan meningkat signifikan
- Profitabilitas mulai meningkat
- Kasadaran masyatakat meningkat
- Kompetisi mulai meningkat dengan hadirnya beberapa pemain baru
- Meningkatnya kompetisi menyebabkan turunnya harga
Fase 3. Maturitas
- Biaya berkurang karena volume produksi meningkat dan efek kurva pengalaman
- Volume penjualan dan kejenuhan pasar tercapai
- Meningkatnya pesaing yang masuk pasar
- Harga cenderung melemah karena berkembangbiaknya produk pesaing
- Differensiasi produk dan diversifikasi corak dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan market share
- Profit perusahaan menurun
Fase 4. Kejenuhan dan Fase Penurunan
- Biaya mengalami counter-optimal
- Volume penjualan merosot
- Harga, profitabilitas berkurang
- Profit menjadi tantangan efisiensi produksi/distribusi
Identifikasi fase sebuah produk lebih
merupakan sebuah seni daripada sebuah ilmu, tetapi memungkinkan kita untuk
menemukan pola pada beberapa fase produk secara umum. Identifikasi fase produk
jika produk berada pada masa transisi sangat sulit dilakuan.
Identifikasi
|
Fase
|
|||
Pengenalan
|
Pertumbuhan
|
Maturitas
|
Penurunan
|
|
Penjualan
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Rendah
|
Biaya investasi
|
Sangat tinggi
|
Tinggi
|
Rendah
|
Rendah
|
Persaingan
|
Rendah atau tidak ada
|
Tinggi
|
Sangat tinggi
|
Sangat tinggi
|
Periklanan
|
Sangat Tinggi
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Rendah
|
Profit
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Rendah
|
Penting bagi manajer pemasaran untuk
memahami keterbatasan model PLC. Sulit bagi manajemen pemasaran mengukur secara
akurat siklus hidup sebuah produk. Peningkatan penjualan semata bukan merupakan
sebuah bukti pertumbuhan, penurunan penjualan itu sendiri tidak menggambarkan
penurunan.
Masing-masing produk mempunyai “bentuk” PLC
yang berbeda-beda. Mode sebuah produk berkembang selama fase pertumbuhan tajam,
fase maturitas pendek, dan fase penurunan
tajam. Produk seperti Coca-Cola dan Pepsi mengalami pertumbuhan, tetapi
juga mengalami level penjualan konstan selama beberapa dekade. Sebuah produk
(atau kumpulan produk) bisa saja mempunyai bentuk PLC yang khas sehingga model
PLC khusus hanya berfungsi sebagai panduan kasar bagi manajemen pemasaran. Untuk
produk tertentu, durasi setiap fase PLC tidak bisa diprediksi dan sulit untuk
mendeteksi kapan mulai terjadinya fase maturitas atau fase penurunan. Karena
adanya kelemahan tersebut, kesetiaan yang kuat terhadap satu model PLC
menyebabkan perusahaan mengalami misleading tujuan dan panduan strategis.
No comments:
Post a Comment