Tuesday, January 9, 2018

KIMIA HIJAU (GREEN CHEMICAL)


Kimia hijau (green chemical) didefinisikan sebagai praktek ilmu kimia dan produksi suatu bahan yang berkelanjutan, aman dan tanpa polusi dan menggunakan jumlah material dan energi yang mimimum dan menghasilkan sedikit atau tanpa material buangan/sampah.
Praktek kimia hijau dimulai dengan pemahaman bahwa produksi, pengolahan, penggunaan dan pembuangan  bahan kimia bisa menyebabkan kerusakan jika dilakukan dengan cara yang tidak benar. Untuk mencapai tujuan, kimia hijau dan pengembangan kimia hijau bisa mengubah atau menciptakan kembali secara total produk dan proses kimia dengan tujuan untuk mengurangi sampah dan penggunaan atau penciptaan material utama yang berbahaya. Karena itu pihak-pihak yang terlibat praktek kimia hijau mengakui bahwa  mereka bertanggung jawab akan efek-efeknya terhadap  lingkungan alam. Kimia hijau tentang tentang peningkatan profit dan peningkatan inovasi sembari melakukan proteksi terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Naik satu tingkat, kita tetap mengenal apa itu kimia hijau. Hal tersebut dikarenakan adanya pengembangan dan peningkatan bagian-bagian dalam bidang kimia. Pada dasarnya kimia hijau memanfaatkan inti utama dari pengetahuan dan menggunakannya untuk tujuan produksi, penggunaan dan terakhir pembuangan bahan kimia dengan cara mengurangi konsumsi material, mengurangi paparan organisme hidup, termasuk manusia, terhadap bahan-bahan beracun, dan bahayanya terhadap lingkungan. Kimia hijau merupakan praktek kimia yang kemungkinan sangat efisien dan setidaknya lebih hemat jika mempertimbangkan semua biaya praktek kimia, termasuk bahaya dan potensi bahaya bagi lingkungan.  
Kimia hijau merupakan kimia berkelanjutan. Ada beberapa alasan mengapa kimia hijau berkelanjutan. Alasan pertama adalah alasan ekonomi, pada level teknik kimia hijau yang lebih canggih biasanya memakan biaya yang sedikit. Kedua, alasan material, dengan penggunaan material secara efisien, akan memaksimalkan daur ulang, meminimalkan penggunaan bahan mentah, kimia hijau mempunyai sifat berkelanjutan. Dan ketiga alasan sampah buangan, dengan mengurangi sampah sebanyak mungkin, atau bahkan secara total menghilangkan produksi sampah buangan.
Dari penjelasan sebelumnya, jelaslah bahwa ada beberapa prinsip dasar dari kimia hijau. Beberapa tulisan menyatakan ada 12 prinsip ekonomi hijau. Pada bagian ini hanya akan dibahas salah satu dari prinsip tersebut.
Lebih baik dia tidak membuang kotoran daripada membersihkan kotoran tersebut. Jika menerapkan kimia hijau, aturan aturan dasar ini berarti bahwa pencegahan sampah adalah lebih baik daripada membersihkan sampah.  Kegagalan dalam mengikuti aturan sederhana akan menyebabkan munculnya gangguan suatu daerah dengan tumpukan sampah berbahaya yang akan menimbulkan masalah lain di lingkungan.
Salah satu cara paling efektif untuk menghindari sampah adalah dengan memastikan bahwa semua material untuk menghasilkan suatu produk sebisa mungkin digabungkan ke dalam produk akhir. Karena itu praktek kimia hijau secara luas memasukkan semua bahan mentah menjadi produk akhir, jika memungkinkan. Kita pastinya tidak menginginkan makanan yang dihasilkan dari bahan yang tidak dapat dimakan. Ide yang sama diterapkan pada proses kimia.
Penggunaan atau produksi bahan-bahan yang menimbulkan bahaya terhadap manusia dan lingkungan harus dihindari. Bahan-bahan tersebut termasukan bahan kimia beracun yang menimbulkan bahwa bagi kesehatan pekerja. Bahan-bahan tersebut termasuk bahan-bahan yang kemungkinan besar menyebabkan polusi udara dan air dan merusak lingkungan atau organisme. Inilah hubungan erat antara kimia hijau dan kimia lingkungan.  
Sistesis secara kimiawi hingga proses produksi menggunakan bahan-bahan pelengkap yang bukan merupakan bagian dari produk akhir. Dalam proses sintesis secara kimiawi, suatu bahan mengandung  cairan yang menghasilkan reaksi kimia. Salah satu contoh adalah penggunaan bahan pemisah yang dapat memisahkan suatu produksi dari material lain. Jika jenis bahan tersebut berakhir sebagai sampah atau (dalam hal ini cairan beracun) menimbulkan resiko kesehatan, penggunaan bahan pelengkap harus dikurangi dan sebaiknya dhindari.
Konsumsi energi menyebabkan biaya ekonomi dan biaya lingkungan pada hamper semua proses sintesis dan produksi. Dalam arti luas, ekstraksi energi, seperti pemompaan bahan bakar fosil dari tanah, memiliki potensi besar membahayakan lingkungan. Karena itu, kebutuhan akan energi harus diminimalkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalu penggunaan proses yang terjadi dekat kondisi lingkungan, daripada menaikkan temperatur atau tekanan. Satu pendekatan yang baik untuk hal ini dengan menggunakan proses biologis menggunakan organisme, organisme memerlukan temperature sedang dan tidak mengandung bahan beracun.
Bahan mentah yang diekstrak dari dalam bumi akan mengalami kekurangan sehingga persediaanya terbatas. Jadi, jika memungkinan, lebih baik menggunakan bahan mentah yang dapat diperbaharui daripada menggunakan bahan yang dapat habis. Bahan berupa biomassa sangat  dianjurkan.
Dalam proses sintesis senyawa organikm seringjali perlu dilakukan modifiksi atau proteksi terhadap molekul organik.  
Pereaksi sebisa mungkin bersifat selektif berdasarkan fungsi khususnya. Dalam Bahasa kimia, kadang-kadang menyatakan lebih pereaksi katalis selektif daripada pereaksi stoikiometri non-selektif. 
Produk yang menyebar ke lingkungan harus didesain agar dengan cepat hancur menjadi bahan tidak berbahaya. Contohnya adalah surfaktan untuk deterjen. Penggunaan surfaktan yang tidak bisa mengalami biodegradasi menyebabkan masalah busa serius pada tanaman dan mengkontaminasi  persediaan air. Modifikasi kimia untuk menghasilkan bahan pengganti yang bisa mengalami biodegradasi mampu mengatasi masalah.
Kontrol proses kimia secara real-time sangat penting dilakukan agar produksi bahan efisien, aman dengan sampah yang minimal. Tujuan ini lebih mudah dicapai jika menggunakan control melalui computer modern. Namun, dalam penerapannya memerlukan pengetahuan yang akurat tentang konsentrasi material dengan produksi terus menerus. Karena itu, praktek kimia hijau yang baik memerlukan keknik monitoring real-rime dalam proses yang digabungkan dengan lontrol proses.
Kecelakaan seperti tumpahan, ledakan, dan kebakaran, merupakan bahaya utama dari industry kimia. Tidak hanya insiden tersebut yang berpotensi bahaya, tetapi juga potensi menyebarnya bahan-bahan beracun pada lingkungan dan meningkatkan paparannya terhadap manusia dan organisme lainnya. Karena itu, cara terbaik adalah menghindari penggunaan bahan-bahan yang cepat berekasi, menyebabkan kebakaran, menyebabkan tekanan tinggi, atau  sebaliknya menyebabkan insiden tidak terduga dalam proses produksi.

No comments:

Post a Comment

KELEMAHAN KALKULASI PEMBANGUNAN BERBASIS PDB (PRODUK DOMESTIK BRUTO)

Masalah dari kalkulasi PDB ( Produk Domestik Bruto ) adalah bahwa metodologi perhitungan PDB mengandung banyak kelemahan besar, yait...

Total Pageviews